Berita

Buk Bluduk

Buk Gluduk, Jembatan Kereta Api Tertua di Malang
Banyak bangunan tua dan bersejarah di Kota Malang yang dibangun di era Kolonial Belanda masih berkuasa. Salah satunya yang cukup khas dan menjadi salah satu ikon di kota ini adalah Buk Gluduk.

Diperkirakan, jembatan kereta api ini dibangun sebelum atau bersamaan dengan Stasiun Kotalama yang merupakan stasiun tertua di Malang, yakni pada tahun 1879 silam. Sebab, sejak zaman itu, Malang sendiri sudah punya jalur rel kereta api yang menghubungkan kota ini dengan daerah-daerah lain di sebelah utara seperti Pasuruan dan Surabaya, serta wilayah barat seperti Blitar dan Kediri. Sementara itu, Buk Gluduk sendiri bisa dibilang sebagai sarana dan prasarana penunjang jalur rel kereta api tersebut, sehingga keberadaannya sangat penting.

Terkait namanya yang cukup unik ini, bisa diartikan dalam Bahasa Jawa, buk merupakan tembok rendah, dalam hal ini jembatan, sedangkan gluduk bisa diartikan sebagai suara atau bunyi. Memang, jika Anda berdiri di dekat jembatan kereta api tersebut, saat ada kereta yang sedang lewat, akan terdengar suara gluduk-gluduk yang dihasilkan dari gesekan antara roda kereta dengan bantalan rel yang dulu terbuat dari kayu.

Buk Gluduk terbentang mulai ujung timur Stasiun Kotabaru (yang mulai dibangun pada tahun 1941), melintang di atas pertemuan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Panglima Sudirman. Jembatan kereta api ini juga membentang di atas dua perkampungan unik di Kecamatan Blimbing, yakni Kampung Tridi di Jalan Temenggungan Ledok, Kelurahan Kesatrian dan Kampung Warna-warni, Kelurahan Jodipan yang terpisahkan oleh derasnya aliran Sungai Brantas.

Jembatan kereta api ini kokoh disangga oleh tiang-tiang beton setinggi kurang lebih lima meter di atas permukaan jalan raya dan semakin tinggi berkelok ketika menyeberangi Sungai Brantas. Bisa dibilang, Buk Gluduk ini menjadi media penghubung lewatnya kereta api dari arah Stasiun Kotabaru ke Stasiun Kotalama, atau sebaliknya. Hanya ada satu lajur rel yang menghubungkan jalur tiga di Stasiun Kotabaru dan jalur satu di Stasiun Kotalama sebagai jalur lurus yang biasa dilewati kereta api cepat.

Banyak kereta api yang biasa melintas di Buk Gluduk ini setiap harinya, utamanya kereta api lintas selatan. Kereta api berbagai kelas itu antara lain adalah Kereta Gajayana tujuan Jakarta melalui Blitar-Madiun-Solo-Yogyakarta-Purwokerto-Cirebon, Kereta Bima dari Surabaya tujuan Jakarta lewat Jombang-Madiun-Solo-Yogyakarta-Purwokerto-Cirebon, Kereta Malabar tujuan Bandung melalui Blitar-Madiun-Solo-Yogyakarta-Tasikmalaya, Kereta Malioboro Ekspres tujuan Yogyakarta lewat Blitar-Madiun-Solo, Kereta Mutiara Selatan dari Surabaya tujuan Bandung melalui Jombang-Madiun-Solo-Yogyakarta-Tasikmalaya, Kereta Majapahit tujuan Jakarta lewat Blitar-Madiun-Solo-Semarang-Cirebon, Kereta Matarmaja tujuan Jakarta melalui Blitar-Madiun-Solo-Semarang-Cirebon, Kereta Tawang Alun dari Banyuwangi tujuan Malang Kotalama, dan Kereta Penataran tujuan Blitar.

Source https://ngalam.co https://ngalam.co/2017/03/31/buk-gluduk-jembatan-kereta-api-tertua-malang/https://situsbudaya.id/buk-gluduk-jembatan-kereta-api-tertua-di-malang/

Translate ยป